PENDAHULUAN :
Sistem yang Tak Pernah Tidur
Pasukan Sel Di Dalam Tubuh
BAB 1 : TUBUH MANUSIA SEPERTI KASTIL YANG TERKEPUNG
Kulit Merupakan Perisai Perlindungan Tubuh
Perlindungan dalam Pernapasan
Perlindungan di Dalam Sistem Pencernaan
Bakteri
Virus
BAB 2 : ANTIBODI SENJATA PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Struktur Antibodi
Pengelompokan Antibodi
BAB 3 : ORGAN TUBUH YANG TERLIBAT DALAM PERTAHANAN
Sumsum Tulang Belakang
Timus
Nobus Getah Bening (Limfa)
Sel Darah Merah
BAB 4 : SEL YANG BERTUGAS DALAM SISTEM TUBUH
Makrofag
Limfosit
Sel B
Sel T
Sel Pembunuh Alami “PA”
KESIMPULAN
REFERENSI
PENDAHULUAN :
Untuk mengetahui detail menakjubkan dari sel dan organ pertahanan yang berlangsung di bagian terdalam tubuh kita, pertama-tama kita harus memiliki pandangan umum tentang sistem pertahanan tubuh dan elemen penyusunnya.
Secara singkat, sistem kekebalan dapat didefinisikan sebagai pra-jurit yang sangat disiplin, teratur dan pekerja keras yang melindungi tu-buh dari cengkeraman musuh eksternal. Dalam peperangan aneka rupa ini, tugas utama dari elemen yang berperang di garis depan adalah untuk mencegah sel musuh, seperti bakteri atau virus, memasuki tubuh.
Kendati tidak gampang bagi organisme virus untuk memasuki tubuh, mereka menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan akhir-nya, yaitu menjajah tubuh. Kalau mereka berhasil melakukannya, setelah mengatasi berbagai penghalang seperti kulit serta saluran pernapasan dan pencernaan, mereka akan mendapati prajurit tangguh telah menanti.
Pertama, berbagai jenis fagosit, yang disebut sel pemakan akan langsung beraksi. Kemudian makrofag, jenis spesifik lain dari fagosit, mendapat gilirannya. Makrofag ini menghancurkan semua musuh de-ngan jalan menelannya. Makrofag juga menjalankan tugas lain seperti mengajak sel-sel pertahanan lainnya ke arena pertempuran, dan menaik-kan suhu tubuh. Meningkatnya suhu tubuh atau demam di awal sakit sangat penting, karena orang yang mengalaminya akan merasa kelelahan dan perlu beristirahat, hal ini menghemat energi yang diperlukan untuk memerangi musuh.
Apabila unsur-unsur sistem kekebalan ini terbukti tidak memadai untuk musuh yang memasuki tubuh, maka limfosit, sang jagoan sistem, ikut bermain.
Setelah makrofag, yang datang berikutnya adalah sel T penolong. Ia mungkin dianggap agen administratif sistem. Setelah sel T penolong me-ngenali musuh, mereka memperingatkan sel-sel lain supaya mengangkat kapak perang untuk melawannya. Begitu diberi tahu, sel T pembunuh memainkan perannya menghancurkan musuh yang menyerbu.
Sel B merupakan pabrik senjata dalam tubuh manusia. Mengikuti rangsang dari sel T penolong, sel B segera mulai memproduksi semacam senjata yang disebut “antibodi”. Kalau tanda peringatan sudah berakhir, sel T penekan menghenti-kan kegiatan semua sel pertahanan, dan karena itu mencegah pertem-puran berlangsung lebih lama daripada yang diperlukan. Akan tetapi, misi pasukan pertahanan ini belum berakhir. Sel-sel prajurit, yang disebut sel pengingat, menyimpan informasi yang diperlu-kan tentang musuh itu dalam memori mereka selama bertahun-tahun. Hal ini memungkinkan sistem kekebalan untuk segera menyusun perta-hanan melawan musuh yang sama jika suatu saat datang lagi.
Kira-kira pada 250 tahun lalu, dengan ditemukannya mikroskop, para ilmu-wan mendapati bahwa kita hidup bersama banyak makhluk kecil, yang tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Makhluk ini ada di mana-mana, dari udara yang kita hirup, sampai benda apa pun yang bersinggungan dengan permukaan tubuh kita. Juga ditemukan bahwa makhluk-makhluk ini berpenetrasi memasuki tubuh manusia.
Meski keberadaan musuh ini ditemukan dua setengah abad lalu, se-bagian besar rahasia “sistem pertahanan” yang bertempur dengan gigih belumlah tersingkapkan. Begitu ada benda asing memasuki tubuh, seca-ra spontan sistem molekular tubuh ini diaktifkan. Dengan rancangan strategi hebat, ia menyatakan perang mati-matian melawan musuh. Kalau kita lihat sekilas cara kerja sistem ini, tampak bahwa setiap tahapan berlangsung berdasarkan suatu rencana yang sangat cermat.
Sistem Yang Tak Pernah Tidur
Kita sadari atau tidak, jutaan operasi dan reaksi berlangsung dalam tubuh kita setiap detiknya. Hal ini terus berlangsung walaupun kita sedang tidur. Kegiatan yang padat ini terjadi dalam selang waktu yang menurut pandangan kita sangat singkat.
Salah satu sistem terpenting, yang terus-menerus melakukan kegiat-an dan tidak pernah melalaikan tugasnya, adalah sistem pertahanan. Sistem ini melindungi tubuh siang dan malam dari semua jenis penye-rang. Ia bekerja dengan penuh ketekunan, layaknya pasukan tempur berperalatan lengkap, bagi tubuh yang dilayaninya.
Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili ke-seluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kega-galan dalam sistem menghancurkan tatanan ini. Dan sistem kekebalan sangat diperlukan.
Mungkinkah kita bertahan hidup kalau sistem pertahanan tidak ada? Atau, hidup macam apa yang akan kita jalani jika sistem ini gagal memenuhi sebagian fungsinya?
Tidak sukar memperkirakan jawabannya. Sejumlah contoh di dunia kedokteran memperjelas betapa pentingnya sistem kekebalan. Kisah pasien yang dikutip dalam banyak sumber terkait memperlihatkan beta-pa sulitnya hidup yang harus dijalani pada kasus adanya gangguan dalam sistem pertahanan.
Begitu lahir, pasien ini langsung ditempatkan di sebuah tenda plas-tik steril. Tidak ada satu pun yang diperbolehkan masuk. Pasien itu dila-rang menyentuh manusia lainnya. Ketika dia tumbuh besar, dia ditem-patkan di tenda plastik yang lebih besar. Untuk keluar dari tendanya, dia harus memakai seperangkat peralatan yang dirancang khusus mirip pakaian astronot. Apa yang menghalangi pasien ini menjalani hidup normal seperti orang lain? Setelah lahir, sistem kekebalan pasien ini tidak berkembang normal. Tidak ada pasukan bersenjata di tubuhnya untuk melindunginya dari musuh.
Dokter yang menangani anak itu sadar dengan apa yang bakal ter-jadi jika dia memasuki lingkungan normal. Dia akan segera menderita pi-lek, penyakit bersarang di tenggorokannya; walau diberi antibiotik dan perlakuan medis lainnya, dia akan menderita infeksi ini, infeksi itu. Tidak lama, perawatan medis akan kehilangan efek, berakibat pada kematian anak laki-laki itu.
Paling-paling anak laki-laki itu hanya akan bisa hidup beberapa bulan atau beberapa tahun di luar lingkungan yang aman tersebut. Maka dunia anak laki-laki itu selamanya dibatasi oleh dinding tenda plastiknya.
Setelah beberapa waktu, dokter dan keluarganya menempatkan anak itu di sebuah ruang yang betul-betul bebas
Keluarganya, para dokter, staf rumah sakit tempat dia dirawat sebe-lumnya, serta perusahaan farmasi, telah berusaha semampu mereka un-tuk menjaga anak laki-laki tersebut bertahan hidup. Walaupun mutlak se-galanya sudah diupayakan, dan tempat tinggal anak laki-laki itu selalu disuci-hamakan, kematiannya tidak dapat dicegah.
Akhir kisah ini memperlihatkan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk bertahan hidup tanpa adanya sistem kekebalan yang melindungi mereka dari mikroba. Hal ini membuktikan bahwa sistem kekebalan pastilah sudah ada lengkap dan menyeluruh sejak manusia pertama. Oleh karena itu, tidak masuk akal kalau sistem seperti itu berkembang secara bertahap dalam selang waktu yang sangat lama sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi. Manusia tanpa sistem kekebalan, atau dengan sistem kekebalan yang tidak berfungsi, akan segera meninggal seperti pada contoh kasus di atas.
Pasukan Sel Di Dalam Tubuh
Di dalam nodus limfa pecah pertempuran antara penyerang tubuh dan pasukan pertahanan. Ketika bakteri masuk melalui saluran limfatis (1), makrofag menelan sebagian penyerang itu (2), menghancurkannya, dan menunjukkan penanda identitas bakteri itu di permukaannya sendiri. Pesan kimiawi ini diberikan untuk semacam sel darah putih yang dikenal sebagai sel T penolong (3), yang menanggapi dengan memperbanyak (4) dan melepaskan pesan kimia yang memanggil lebih banyak pasukan ke bagian itu (5). Sel T lain memberi isyarat kepada sel B untuk turun ke kancah pertempuran (6). Sebagian sel B mulai bereproduksi (7), dan sel-sel baru ini menyimpan informasi untuk membantu tubuh memerangi musuh yang sama di kemudian hari (8). Sel B lain mengeluarkan ribuan antibodi setiap detik (9), memaksa bakteri menggumpal (10). Selanjutnya makrofag menyapu habis, menelan gumpalan bakteri sementara molekul protein tertentu dan antibodi membuat bakteri mudah ditelan makrofag (11). Terkadang, protein tadi langsung membunuh bakteri dengan merobek dinding selnya (12). Makrofag pembersih kemudian membersihkan seluruh nodus dari sisa-sisa pertempuran, menelan antibodi yang berserakan, bakteri mati, dan puing-puing lain sampai infeksi itu hilang.
BAB 1 : TUBUH MANUSIA SEPERTI KASTIL YANG TERKEPUNG
Fakta menunjukkan bahwa kendati kita berusaha hidup dalam lingkungan yang bersih, kita berbagi tempat ini dengan banyak mikroorganisme. Kalau kita berkesempatan mengamati ruang-an tempat Anda duduk sekarang ini dengan mikroskop, Anda segera akan melihat jutaan organisme yang hidup bersama Anda.
Pada situasi ini, tubuh manusia layaknya “kastil yang terkepung”. Tak perlu dikatakan, kastil itu, yang dikelilingi oleh musuh tak berhingga banyaknya, mestilah dilindungi dengan cara yang sangat lengkap dan teratur. Manusia diciptakan bersama perlindungan sempurna yang di-butuhkannya. Karena itu, manusia bukanlah sepenuhnya tak berdaya melawan musuh-musuh ini. Pasukan penjaga “mikro” dalam tubuh kita tidak pernah meninggalkan kita, mereka bertempur untuk kita di banyak garis depan.
Sel-sel pengganggu yang ingin menyerang tubuh pertama-tama ha-rus berusaha mencari jalan melewati garis depan tubuh. Walaupun ka-dang garis depan ini lemah, musuh tidak gampang masuk melewatinya. Pertahanan pertama yang harus dihadapi musuh adalah kulit kita.
Kulit Merupakan Perisai Perlindungan Tubuh
Kulit, yang menutupi seluruh tubuh manusia layaknya selubung, penuh dengan sifat yang menakjubkan. Kulit mampu memperbaiki dan memperbarui diri, air tidak dapat menembusnya, meskipun banyak pori-pori kecil di permukaannya, padahal ia berfungsi membuang air lewat proses perspirasi. Strukturnya yang luar biasa lentur, memungkinkan gerakan bebas, padahal ia cukup tebal sehingga tidak mudah robek. Kulit mampu melindungi tubuh dari panas, dingin, dan sinar matahari yang merugikan. Kesemuanya itu hanyalah sedikit sifat kulit yang khusus diciptakan untuk manusia. Di sini, kita berhadapan dengan sifat khusus dari kertas pembungkus ajaib ini: kemampuannya untuk melindungi tubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit. Jika tubuh dianggap sebagai kastil yang dikepung musuh, kita bisa menyebut kulit sebagai dinding kastil yang kuat.
Fungsi perlindungan utama kulit diwujudkan lewat lapisan sel mati yang merupakan bagian terluar dari kulit. Setiap sel baru yang dihasilkan oleh pembelahan sel bergerak dari bagian dalam kulit menuju ke permu-kaan luar. Sembari melakukan ini, unsur cair (sitoplasma) di dalam sel berubah menjadi protein kuat yang disebut keratin. Selama proses ini, sel itu mati. Senyawa keratin yang baru terbentuk ini mempunyai struktur yang sangat keras dan karena itu tidak dapat didekomposisi oleh enzim pencernaan. Dengan demikian, penyerang seperti bakteri dan jamur tidak akan bisa mendapatkan sesuatu untuk dicabik dari lapisan luar kulit.
Lebih dari itu, sel mati yang mengandung keratin itu selalu gugur dari permukaan kulit. Sel-sel baru yang berasal dari bawah untuk meng-gantikan sel yang sudah usang membentuk penghalang yang tak dapat tembus di daerah itu.
Organisme yang hidup di kulit menjalankan fungsi perlindungan lain dari kulit. Sekelompok mikroba tak berbahaya hidup di kulit, dan telah beradaptasi dengan medium asam kulit. Karena memperoleh ma-kanan dari bahan-bahan sisa di keratin kulit, mikroba ini menyerang segala macam benda asing untuk melindungi tempat makannya. Kulit, sebagai tuan rumah mikroba ini, bagai bidang perlengkapan yang menyediakan dukungan eksternal bagi pasukan di dalam tubuh manusia.
Perlindungan dalam Pernapasan
Salah satu jalan yang dilalui musuh untuk memasuki tubuh kita adalah saluran pernapasan. Ratusan macam mikroba, yang ada di udara yang kita hirup, berusaha memasuki tubuh lewat jalur ini. Namun, mere-ka tidak mengetahui adanya halang rintang di dalam hidung yang dicip-takan untuk melawan mereka.
Sekresi khusus pada lendir hidung menahan dan menyapu sekitar 80-90% mikroorganisme yang berhasil memasuki sistem pernapasan secara langsung atau lewat partikel debu atau substansi lain.
Selain itu, bulu halus (cilia) di permukaan sel-sel saluran pernapasan berdiri tegak, menimbulkan aliran yang membawa partikel asing ke kerongkongan untuk kemudian tertelan dan dihancurkan oleh asam dalam lambung. Refleks batuk dan bersin mempermudah fungsi ini.
Mikroba yang berhasil mengatasi rintangan ini dan sampai di alveoli (paru-paru, bronkus, dan gingiva) akan ditelan oleh fagosit. Setelah tahap ini, fagosit bergerak bersama mikroba yang telah mereka telan untuk akhirnya dibuang dari tubuh dengan cara berbeda. Setiap kali Anda bernapas, sebagaimana yang Anda lakukan seka-rang, ada perang yang berkobar di gerbang perbatasan tubuh Anda. Suatu proses yang sama sekali tidak Anda sadari. Penjaga di gerbang itu bertempur melawan musuh hingga tetes darah penghabisan untuk melindungi kesehatan Anda.
Perlindungan di Dalam Sistem Pencernaan
Sarana lain bagi mikroba untuk memasuki tubuh adalah makanan kita. Akan tetapi, penjaga di tubuh kita, yang mengetahui metode yang di-pakai mikroba ini, menunggu mereka di daerah tempat berakhirnya ma-kanan, yaitu lambung. Mereka selalu mempunyai kejutan untuk mikroba yang datang, yaitu asam lambung. Asam ini merupakan kejutan yang ti-dak menyenangkan bagi para mikroba yang sudah berhasil lolos dari rintangan dan sampai di lambung. Mayoritas mikroba, kalau tidak dikata-kan semua, dikalahkan oleh asam ini.
Sebagian mikroba mungkin berhasil selamat dari jebakan asam ini karena mereka tidak terlalu berkontak dengan asam lambung, atau kare-na mempunyai daya tahan. Namun, mikroba ini kembali menghadapi konflik selanjutnya dengan penjaga lain yang berada di jalur mereka. Kini, kejutan lain berada di hadapan mereka: enzim pencernaan yang diha-silkan di usus halus. Kali ini, mereka tidak dapat lolos dengan gampang.
Seperti yang sudah kita lihat, tubuh manusia memiliki penjaga yang diciptakan khusus, yang melindungi tubuh manusia dalam setiap tahap serangan mikroba. Lalu ada sejumlah pertanyaan penting yang muncul dari kajian ini. Siapa yang mengenali bahwa mikroba yang tinggal di luar akan berusaha memasuki tubuh lewat makanan, rute apa yang dilalui makanan, bagaimana mikroba akan dihancurkan di tujuan akhir, ke mana mereka akan pergi kalau mereka berhasil lolos dari rintangan ini? Dan bagaimana kalau mereka berhadapan dengan musuh yang lebih kuat seperti itu? Apakah yang melakukan itu semua ada-lah sel tubuh, yang tidak pernah keluar tubuh, dan karenanya tidak berkesempatan mem-pelajari penyusun kimia mikroba yang ada di luar, dan lebih dari itu, tidak menerima pelatihan apa pun tentang kimia?
Tentu saja tidak. Hanya Allah, yang menciptakan dunia eksternal serta ma-kanan di dunia ini, dan tubuh yang me-merlukan makanan tersebut, serta sis-tem untuk mencerna makanan ini, mampu menciptakan sistem perta-hanan.
Bakteri
Di antara begitu banyak musuh mikro, bakteri paling ternama. Bak-teri, yang memasuki tubuh dalam banyak cara, mengobarkan perang sengit dalam tubuh. Perang ini, yang terkadang berakhir dengan penyakit yang sangat parah, secara eksplisit menyingkapkan kekuatan dan kemampuan tersembunyi pada suatu organis-me yang ukurannya hanya beberapa mikron (satu mikron sama dengan seperseribu milimeter). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri memiliki daya tahan luar biasa bahkan terhadap kondisi yang paling parah dan sulit. Bakteri yang dalam keadaan sebagai spora tahan terhadap suhu sangat tinggi dan kemarau untuk waktu yang lama. Inilah sebabnya sukar untuk memusnahkan mikroba tertentu.
Virus
Meskipun tidak masuk kategori makhluk hidup, tak ayal virus memiliki kemampuan khusus sebagai-ana makhluk hidup lainnya. Pengamatan saksama terhadap kehidupan virus akan membuat kenyataan ini lebih je-as. Virus adalah parasit yang selalu bergantung pada makhluk hidup. Artinya, ia tidak akan bertahan hidup kalau tidak berdiam pada sel tanaman, binatang, atau manusia, dan mengonsumsi makanan dan energi-nya. Virus tidak memiliki sistem yang akan memung-kinkan mereka untuk hidup sendiri. Seakan-akan mengetahui hal ini, mereka dengan lihai menelusup ke dalam sel, dan setelah menduduki sel itu, dengan kelihaian yang sama mengubah sel tersebut menjadi “pabrik pem-buatan virus” yang menghasilkan kembarannya.
Rencana yang dikembangkan oleh virus ini untuk menduduki sel luar biasa canggih dan cerdasnya. Perta-ma-tama, si virus harus menakar apakah sel itu tepat untuk dirinya atau tidak. Ia harus sangat berhati-hati dan cermat dalam memutuskan ini, karena sedikit saja kesalahan dapat menyebabkan kematiannya. Untuk menghindari hal itu, ia menggunakan reseptor khususnya untuk memas-tikan apakah sel itu memadai atau tidak. Hal penting berikutnya adalah berhati-hati menempatkan diri di dalam sel tersebut. Sang virus membi-ngungkan sel dengan taktik yang digunakannya dan menghindari jangan sampai terdeteksi.
Beginilah peristiwa itu terjadi: Sel mengangkut DNA baru virus itu ke dalam nukleusnya. Karena mengira ia memproduksi protein, sel mulai menggandakan DNA baru ini. DNA virus menyamarkan dirinya sedemi-kian rupa sehingga sel secara tidak sengaja menjadi pabrik pembuatan musuhnya sendiri dan memproduksi sang virus yang pada akhirnya akan menghancurkannya. Memang sukar bagi sel untuk mengenali susunan-turunan sebagaimana pada penyerang.
Virus menempatkan dirinya di dalam sel sedemikian baiknya sehingga ia hampir menjadi bagian darinya. Setelah proses penggandaan selesai, sang virus dan virus baru lainnya meninggalkan sel untuk memulai proses yang sama pada sel lain. Selama proses itu, bergantung pada jenis virus dan selnya, sang virus bisa membunuh sel tuan rumah, merusaknya, mengubahnya, atau tidak berakibat apa-apa.
Pertanyaan tentang bagaimana sang sel, yang beroperasi di bawah mekanisme kontrol yang dipantau dengan sangat ketat, bisa tertipu se-hingga menjadi pabrik virus masih belum terjawab. Sangat mengheran-kan bahwa virus, yang mempunyai struktur sangat terspesialisasi, tetapi tidak dimasukkan sebagai makhluk hidup, bisa bertindak dengan demi-kian cerdas, berpikir, dan merencanakan strategi yang efektif. Rahasia dari fenomena ini terletak pada adanya Sang Pencipta, yang menciptakan organisme ini dilengkapi dengan kemampuan yang ia miliki. Ciri khas virus secara sempurna dirancang untuk memungkinkan-nya menggunakan sistem yang berjalan di dalam sel. Jelaslah bahwa kekuatan yang menciptakan sang virus juga sangat mengetahui prinsip kerja yang sangat rumit di dalam sel. Kekuatan ini adalah kekuatan Allah, yang menciptakan virus dan sel yang ia tempati, sebagaimana Dia menciptakan seluruh jagat raya.
BAB 2 : ANTIBODI SENJATA PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama un-tuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancur-kannya.
Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi mengi-katkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menan-dai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus melumpuh-kannya, layaknya tank yang hancur dan tak dapat bergerak atau melepas-kan tembakan setelah dihantam rudal saat pertempuran. Antibodi bersesuaian dengan musuhnya (antigen) secara sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.
Tubuh manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap musuh, maka tu-buh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk meng-hadapi si musuh. Hal ini karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu mangkus bagi penyakit lainnya.
Struktur Antibodi
Sebelumnya telah dikatakan bahwa antibodi termasuk protein. Jadi, pertama-tama mari kita pelajari struktur protein tersebut.
Protein tersusun dari asam amino. Dua puluh jenis asam amino ber-beda disusun dalam urutan yang berbeda untuk membentuk protein-protein yang berlainan, umpama membuat pelbagai kalung mengguna-kan manik-manik dengan dua puluh warna berbeda. Perbedaan utama antara protein-protein tersebut adalah urutan asam aminonya.
Perlu diingat, setiap kesalahan dalam urutan asam amino menjadi-kan protein tidak berguna, dan bahkan berbahaya. Karena itu, tidak boleh ada kesalahan sekecil apa pun dalam urutannya.
Jadi, bagaimana penghasil protein dalam sel dapat mengetahui ba-gaimana urutan asam amino yang menyusun mereka, dan protein apa yang akan dihasilkan? Instruksi untuk setiap protein dengan ribuan tipe yang berbeda dilakukan oleh gen yang ditemukan di bank data genetik pada inti sel. Dengan demikian, gen-gen ini dibutuhkan untuk mempro-duksi antibodi.
Lalu bagaimana mungkin sekelompok kecil gen mampu mempro-duksi antibodi sebanyak sepuluh kali lipat dari jumlahnya? Di sinilah keajaiban itu tersingkapkan. Sel menggabungkan seratus ribu gen yang dikandungnya itu dengan kombinasi berbeda untuk membentuk suatu antibodi baru. Sel tersebut menerima informasi dari beberapa gen dan menggabungkannya dengan informasi gen lain dan membuat produksi yang diinginkan berdasarkan kombinasi informasi tersebut. Sebanyak 1.920.000 antibodi berbeda dibentuk dari 5.200 buah kom-binasi.4 Proses ini memperlihatkan suatu kearifan dan perencanaan yang terlalu hebat untuk dipahami otak manusia, apalagi untuk merancang-nya.
Pengelompokan Antibodi
IgG (Imuno globulin G): IgG merupakan antibodi yang paling umum. Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa tahun. IgG ber-edar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi. Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur antigen. Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung dalam racun.
Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi.
Jika antibodi tidak diciptakan dengan karakteristik yang memung-kinkan mereka untuk masuk ke dalam plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena itu, antibodi sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir.
IgA (Imuno globulin A): Antibodi ini terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus. Kepe-kaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap seperti itu.
Secara struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki mikroba. Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal yang ditempatkan untuk melindungi daerah kritis.
BAB 3 : ORGAN TUBUH YANG TERLIBAT DALAM PERTAHANAN
Sumsum Tulang Belakang
Pabrik pembuat sel penting tersebut adalah sumsum tulang. Hebat-nya, dari pabrik ini dihasilkan berbagai jenis sel yang berbeda. Sejumlah sel yang dihasilkan di sini berperan dalam produksi fagosit, sebagian lainnya berperan dalam penggumpalan darah, dan sebagian lainnya lagi dalam penguraian senyawa. Di samping dari segi struktur-nya, sel-sel ini juga berbeda dalam fungsinya.
Sangatlah menakjubkan bahwa sistem produksi yang sangat khusus ini bekerja membuat sel-sel berbeda tetapi ditujukan untuk tujuan sama. Agaknya di sini ada penghalang yang tak dapat ditembus bagi teori evolusi yang mengatakan bahwa organisme multisel berasal dari evolusi organisme satu sel.
Jadi, bagaimana mungkin sel yang terbentuk secara kebetulan dapat membangun suatu sistem yang mampu memproduksi sel-sel baru de-ngan struktur yang persis sama dengan mereka? Ini ba-gai ribuan batu bata yang terhambur ke udara karena suatu ledakan di pabriknya, dan pada saat berjatuhan secara kebetulan saling bertumpang tindih menyusun suatu bangunan baru. Belum cukup, pada bangunan baru ini harus pula ada pabrik lain untuk membuat batu bata baru.
Timus
Menurut pengamatan biologis, timus tampak seperti organ biasa tanpa suatu fungsi khusus. Namun demikian, jika dikaji secara rinci, pekerjaannya sangatlah menakjubkan. Di dalam timuslah limfosit men-dapat semacam pelatihan. Tidak, Anda tidak salah baca. Sel-sel limfosit ini mendapat pelatihan di timus.
Selama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang belum berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan sebagai bukti evolusi. Namun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan kita. Setelah hal ini dipahami, para evolusionis itu beralih mengemukakan teori yang sangat berlawanan mengenai organ yang sama. Mereka mengklaim bahwa timus tidak eksis sebelumnya, dan berasal dari evolusi yang bertahap. Mereka masih tetap mengatakan bahwa timus terbentuk melalui periode evolusi yang lebih panjang dibanding banyak organ lainnya. Akan tetapi, tanpa timus, atau tanpa timus yang telah tumbuh dan berkembang sempurna, sel-sel T tidak akan pernah belajar mengenali musuh, dan sistem pertahanan tidak akan ber-fungsi. Seseorang tanpa sistem pertahanan tidak akan hidup. Bahkan bahwa Anda sekarang sedang membaca kalimat ini adalah suatu bukti bahwa timus tidak diciptakan melalui proses evolusi yang panjang, melain-kan bahwa timus telah selalu eksis dengan sempurna dan utuh, sejak manusia pertama.
Nobus Getah Bening (Limfa)
Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini ada-lah limfosit.
Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.
Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini membawa serta informasi mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening.
Sel Darah Merah
Keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu sel darah (sel darah merah dan trombosit). Kata “menyimpan” mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar.
BAB 4 : SEL YANG BERTUGAS DALAM SISTEM TUBUH
Mereka adalah sel pembersih khusus, yang memakan mikroba tak diinginkan yang masuk ke bagian dalam permukaan tubuh. Mereka juga memperingatkan sistem pertahanan jika diperlukan. Sel tertentu dalam sistem pertahanan menangkap, memecah, memakan, serta mengelimi-nasi partikel kecil dan benda asing cair yang masuk ke dalam tubuh. Tahap ini disebut “fagositosis” (penelanan sel).
Fagositosis adalah salah satu elemen paling penting dalam sistem kekebalan. Proses ini memberi perlindungan segera dan efektif terhadap infeksi. Fagosit, yang dianggap “angkatan kepolisian tubuh”, dapat diamati dari dua sisi:
Pasukan bergerak (mobile): Mereka berpatroli di dalam darah, jika perlu berjalan maju mundur di antara jaringan-jaringan. Unit-unit sel ini, yang bersirkulasi di dalam darah, juga berfungsi sebagai pasukan pencari.
Pasukan tak bergerak: Mereka adalah makrofag yang tak bergerak. Pasukan ini ditempatkan pada celah di berbagai jaringan. Mereka menelan mikroorganisme di tempat mereka berada, tanpa berpindah.
Makrofag
Makro-fag beroperasi dengan cara spesifik. Mereka tidak bertempur satu lawan satu seperti antibodi. Tidak seperti antibodi, makrofag tidak beroperasi layaknya bom yang ditujukan pada satu sasaran. Bagai senapan yang menembak serangkaian target, atau bom yang dapat ditujukan pada banyak target secara bersamaan, makrofag dapat memusnahkan sejum-lah besar musuh sekaligus.
Seperti sel pertahanan lainnya, makrofag juga berasal dari sumsum tulang. Makrofag memiliki waktu hidup yang sangat panjang, mereka dapat hidup berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Meskipun ukuran-nya kecil (10-15 mikrometer), mereka sangat penting dalam hidup manusia. Mereka memiliki kemampuan untuk menyerap dan memakan molekul besar dalam sel dengan cara fagositosis
Limfosit
Limfosit merupakan sel utama dalam sistem kekebalan. Peperangan yang sengit di dalam tubuh hanya dapat dimenangkan berkat usaha gigih limfosit. Cerita kehidupan sel ini penuh dengan tahapan-tahapan yang sangat mengagumkan dan menarik, yang masing-masing, walaupun berdiri sendiri, sudah cukup untuk menunjukkan keusangan teori evolusi.
terdapat di dalam sumsum tulang, pusat limfotik, kelenjar ludah, limpa, tonsil, dan persendian. Limfosit ini biasa-nya banyak terdapat dan dihasilkan di sumsum tulang.
Peran limfosit sangat penting untuk melawan penyakit-penyakit menular yang utama seperti AIDS, kanker, rabies dan TBC dan penyakit lain yang cukup serius seperti angina dan rematik. Tentu saja bukan berarti limfosit tidak berperan pada penyakit-penyakit lain. Bahkan, pilek tidak lain adalah perang yang dikobarkan limfosit untuk mengusir virus flu yang sangat berbahaya dari tubuh.
Sel B
Saat matang dan berfungsi penuh, sebagian limfosit meninggalkan sumsum tulang dan diangkut darah ke jaringan limfatik. Limfosit ini disebut sel B. Sel B layaknya pabrik senjata di dalam tubuh. Pabrik ini memproduksi protein, disebut antibodi, yang dimaksudkan untuk menyerang musuh.
Sel B layaknya penjaga yang selalu was-pada kalau-kalau ada mikroba. Ketika mer-eka menemukan penyerang, mereka dengan cepat membelah diri dan memproduksi anti-bodi. Antibodi ini berikatan dengan mikroba seperti reseptor sel B. Di penghujung kerja keras fagosit dan sel T, sel musuh yang oleh antibodi ditandai sebagai benda asing, dike-luarkan dari tubuh. Pada saat menonaktifkan musuh dengan jutaan antibodi, sel B seka-ligus menandainya untuk sel pembunuh. Di sini, ada satu poin lain yang penting, yang sama pentingnya dengan menandai dan memusnahkan sel-sel asing. Bagaimana sedikit gen memproduksi sekian banyak antibodi.
Sel T
Setelah diproduksi di sumsum tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke timus. Limfosit ini, yang di sini membelah diri dan matang, disebut sel T. Sel ini matang membentuk dua kelompok: sel T pembunuh dan sel T penolong. Setelah pelatihan selama tiga minggu, sel T bermigrasi ke limpa, nodus limfa, dan jaringan usus untuk menunggu saat misinya.
Sama seperti sel B, sel T juga merupakan sel yang sederhana pada awalnya. Bedanya, sel T harus melalui jalan yang jauh lebih rumit dan melewati serangkaian ujian yang sulit untuk menjadi sel T yang siap melaksanakan misinya.
Sel T terdiri atas tiga kelompok: sel T penolong, sel T pembunuh, dan sel T penekan. Setiap sel T memiliki molekul KSU khusus yang mem-buatnya mampu mengenali musuh atau virus dan bakteri berbahaya.
Kesimpulan :
Dalam bukunya rahasia kekebalan tubuh Harun Yahya di dalam tubuh kita terdapat suatu sistem pertahanan tubuh atau disebut sistem kekebalan tubuh sistem ini secara alami sudah terprogram dalam tubuh kita atau bawaan sejak lahir yang diatur oleh otak bawah sadar pada sistem kerja otak manusia, sistem otak bawah sadar ni mengatur sekitar 88% dari aktifitas tubuh tanpa kita sadari sistem kekebalan tubuh salah satunya.
Seperti uraian malkalah di atas kenapa sistem kekebalan tubuh dibutuhkan karena tanpa kita sadari Manusia mempu-nyai musuh yang tak kasat mata, dan karenanya, sering terabaikan. Sebenarnya, musuh ini jauh lebih gigih dari yang lain. Karena itu, harus dilakukan tindakan serius untuk menghindar darinya.
Siapakah, atau apakah musuh yang selalu mengancam manusia ini? Mereka adalah bakteri, virus, dan organisme mikroskopis serupa, yang ada dalam air yang kita minum, makanan yang kita makan, rumah yang kita tinggali, dan kantor tempat kita bekerja. mereka ada di mana-mana. Sistem ini merupakan sistem yang paling penting dan paling menakjubkan yang beroperasi dalam tubuh kita, karena ia menjalankan salah satu misi hidup paling vital. Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi semua unsur sistem kekebalan melindungi tubuh kita layaknya sepasukan besar prajurit angkatan bersenjata. Sel-sel pertahanan yang melindungi tubuh manusia terhadap penyerang seperti bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya, dilengkapi dengan kemampuan luar biasa. Pola kecerdasan, upaya, dan pengorbanan, yang ditunjukkan sel-sel ini selama perang yang mereka kobarkan di dalam tubuh, mengherankan semua orang yang mempelajarinya.
Karena jumlahnya yang milyaran bahkan bisa mencapai triliun sel, dengan cara kerja yang otomatis tanp kita sadari telah menolong kita bahkan kita sekarang harus berterimakasih kepada sistem kekebalan kalau kita bisa membaca dengan tenang, tanpa terinfeksi mikroba di sekitar kita. Andaikan sistem kekebalan tidak ada dalam tubuh kita, sepertinya kita tidak akan pernah mengetahui tentang sistem kekebalan ini, bahkan kita telah me-ninggalkan dunia ini bahkan sebelum sempat belajar membaca dan menulis.
Reperensi :
dikutif dari buku Harun Yahya : Rahasia Kekebalan Tubuh
http://agenresmitransferfactor.com/